•10:33 PM
Candi Borobudur
Borobudur merupakan candi terbesar di
Indonesia. Candi Borobudur yang terletak di Magelang,
Jawa Tengah, Borobudur dibangun sekitar tahun 800 Masehi atau abad
ke-9. Candi Borobudur dibangun oleh para penganut agama Buddha Mahayana pada
masa pemerintahan Wangsa Syailendra. Candi ini dibangun pada masa
kejayaan dinasti Syailendra. Pendiri Candi Borobudur yaitu Raja Samaratungga
yang berasal dari wangsa atau dinasti Syailendra. Kemungkinan candi ini
dibangun sekitar tahun 824 M dan selesai sekitar menjelang tahun 900-an Masehi
pada masa pemerintahan Ratu Pramudawardhani yang adalah putri dari
Samaratungga. Sedangkan arsitek yang berjasa membangun candi ini menurut kisah
turun-temurun bernama Gunadharma.
Kata Borobudur sendiri berdasarkan bukti
tertulis pertama yang ditulis oleh Sir Thomas Stamford Raffles, Gubernur
Jendral Britania Raya di Jawa, yang memberi nama candi ini. Tidak ada bukti
tertulis yang lebih tua yang memberi nama Borobudur pada candi ini.
Satu-satunya dokumen tertua yang menunjukkan keberadaan candi ini adalah kitab
Nagarakretagama, yang ditulis oleh Mpu Prapanca pada tahun 1365. Di kitab
tersebut ditulis bahwa candi ini digunakan sebagai tempat meditasi penganut
Buddha.
Arti nama Borobudur yaitu “biara di
perbukitan”, yang berasal dari kata “bara” (candi atau biara) dan “beduhur”
(perbukitan atau tempat tinggi) dalam bahasa Sansekerta. Karena
itu, sesuai dengan arti nama Borobudur, maka tempat ini sejak dahulu digunakan
sebagai tempat ibadat penganut Buddha.
Candi ini selama berabad-abad tidak lagi
digunakan. Kemudian karena letusan gunung berapi, sebagian besar bangunan Candi
Borobudur tertutup tanah vulkanik. Selain itu, bangunan juga tertutup berbagai pepohonan
dan semak belukar selama berabad-abad. Kemudian bangunan candi ini mulai
terlupakan pada zaman Islam masuk ke Indonesia sekitar abad ke-15.
Pada tahun 1814 saat Inggris menduduki
Indonesia, Sir Thomas Stamford Raffles mendengar adanya penemuan benda
purbakala berukuran raksasa di desa Bumisegoro daerah Magelang. Karena minatnya
yang besar terhadap sejarah Jawa, maka Raffles segera memerintahkan H.C.
Cornelius, seorang insinyur Belanda, untuk menyelidiki lokasi penemuan yang
saat itu berupa bukit yang dipenuhi semak belukar.
Cornelius dibantu oleh sekitar 200 pria
menebang pepohonan dan menyingkirkan semak belukar yang menutupi bangunan
raksasa tersebut. Karena mempertimbangkan bangunan yang sudah rapuh dan bisa
runtuh, maka Cornelius melaporkan kepada Raffles penemuan tersebut termasuk
beberapa gambar. Karena penemuan itu, Raffles mendapat penghargaan sebagai
orang yang memulai pemugaran Candi Borobudur dan mendapat perhatian dunia. Pada
tahun 1835, seluruh area candi sudah berhasil digali. Candi ini terus dipugar
pada masa penjajahan Belanda.
Setelah Indonesia merdeka, pada tahun 1956,
pemerintah Indonesia meminta bantuan UNESCO untuk meneliti kerusakan Borobudur.
Lalu pada tahun 1963, keluar keputusan resmi pemerintah Indonesia untuk
melakukan pemugaran Candi Borobudur dengan bantuan dari UNESCO. Namun pemugaran
ini baru benar-benar mulai dilakukan pada tanggal 10 Agustus 1973. Proses
pemugaran baru selesai pada tahun 1984. Sejak tahun 1991, Candi Borobudur
ditetapkan sebagai World Heritage Site atau Warisan
Dunia oleh UNESCO.
CANDI
BOROBUDUR
Candi Borobudur terletak di Magelang, Jawa
Tengah, sekitar 40 km dari Yogyakarta. Candi Borobudur memiliki 10 tingkat yang
terdiri dari 6 tingkat berbentuk bujur sangkar, 3 tingkat berbentuk bundar
melingkar dan sebuah stupa utama sebagai puncaknya. Di setiap tingkat terdapat
beberapa stupa. Seluruhnya terdapat 72 stupa selain stupa utama. Di setiap
stupa terdapat patung Buddha. Sepuluh tingkat menggambarkan filsafat Buddha
yaitu sepuluh tingkatan Bodhisattva yang harus dilalui untuk mencapai
kesempurnaan menjadi Buddha di nirwana. Kesempurnaan ini dilambangkan oleh
stupa utama di tingkat paling atas. Struktur Borobudur bila dilihat dari atas
membentuk struktur mandala yang menggambarkan kosmologi Buddha
dan cara berpikir manusia.
Di keempat sisi candi terdapat pintu gerbang
dan tangga ke tingkat di atasnya seperti sebuah piramida. Hal ini menggambarkan
filosofi Buddha yaitu semua kehidupan berasal dari bebatuan. Batu kemudian
menjadi pasir, lalu menjadi tumbuhan, lalu menjadi serangga, kemudian menjadi
binatang liar, lalu binatang peliharaan, dan terakhir menjadi manusia. Proses
ini disebut sebagai reinkarnasi. Proses terakhir adalah menjadi jiwa dan
akhirnya masuk ke nirwana. Setiap tahapan pencerahan pada proses kehidupan ini
berdasarkan filosofi Buddha digambarkan pada relief dan patung pada seluruh
Candi Borobudur.
Bangunan raksasa ini hanya berupa tumpukan
balok batu raksasa yang memiliki ketinggian total 42 meter. Setiap batu
disambung tanpa menggunakan semen atau perekat. Batu-batu ini hanya disambung
berdasarkan pola dan ditumpuk. Bagian dasar Candi Borobudur berukuran sekitar
118 m pada setiap sisi. Batu-batu yang digunakan kira-kira sebanyak 55.000
meter kubik. Semua batu tersebut diambil dari sungai di sekitar Candi
Borobudur. Batu-batu ini dipotong lalu diangkut dan disambung dengan pola
seperti permainan lego. Semuanya tanpa menggunakan perekat atau semen.
Sedangkan relief mulai dibuat setelah
batu-batuan tersebut selesai ditumpuk dan disambung. Relief terdapat pada
dinding candi. Candi Borobudur memiliki 2670 relief yang berbeda. Relief ini
dibaca searah putaran jarum jam. Relief ini menggambarkan suatu cerita yang
cara membacanya dimulai dan diakhiri pada pintu gerbang di sebelah timur. Hal
ini menunjukkan bahwa pintu gerbang utama Candi Borobudur menghadap timur
seperti umumnya candi Buddha lainnya.
PERAYAAN
WAISAK DI BOROBUDUR
Setiap tahun pada bulan purnama penuh pada
bulan Mei (atau Juni pada tahun kabisat), umat Buddha di Indonesia memperingati
Waisak di Candi Borobudur. Waisak diperingati sebagai hari kelahiran, kematian
dan saat ketika Siddharta Gautama memperoleh kebijaksanaan tertinggi dengan
menjadi Buddha Shakyamuni. Ketiga peristiwa ini disebut sebagai Trisuci
Waisak. Upacara Waisak dipusatkan pada tiga buah candi Buddha dengan
berjalan dari Candi Mendut ke Candi Pawon dan berakhir di Candi Borobudur.
Pada malam Waisak, khususnya saat detik-detik
puncak bulan purnama, penganut Buddha berkumpul mengelilingi Borobudur. Pada
saat itu, Borobudur dipercayai sebagai tempat berkumpulnya kekuatan
supranatural. Menurut kepercayaan, pada saat Waisak, Buddha akan muncul secara
kelihatan pada puncak gunung di bagian selatan.
BOROBUDUR
Saat ini, Borobudur telah menjadi obyek wisata yang
menarik banyak wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Selain itu, Candi
Borobudur telah menjadi tempat suci bagi penganut Buddha di Indonesia dan
menjadi pusat perayaan tahunan paling penting penganut Buddha yaitu Waisak.
Borobudur menjadi salah satu bukti kehebatan
dan kecerdasan manusia yang pernah dibuat di Indonesia. Borobudur menjadi obyek
wisata dan budaya utama di Indonesia selain Bali dan Jakarta. Setelah
mengunjungi Borobudur, Anda bisa juga mengunjungi desa di
sekitarnya seperti Karanganyar yang memiliki beberapa obyek wisata menarik.
Sumber: http://kumpulan.info/wisata/tempat-wisata/53-tempat-wisata/182-candi-borobudur.html
0 comments: