•9:18 PM
Sistem Otot
1. Struktur Otot
Dengan adanya struktur otot pada tubuh manusia, terjadilah pergerakan. Peristiwa mata berkedip, bernafas, menelan, bernafasan, peristaltik usus dan aliran darah semuanya itu merupakan hasil kerja otot.
Ada beberapa bagian yang perlu diketahui dari masa otot, antara lain:
- Origo, yaitu tempat lekat otot pada tulang yang relatif diam sewaktu kontraksi otot.
- Insertio, yaitu tempat melekat otot pada tulang lain yang relatif banyak berpindah saat kontraksi.
- Tendo, yaitu jaringan ikat yang kuat dan melekat pada tulang berfungsi sebagai tali penarik pada pergerakan .
- Ligamentum, yaitu jaringan ikat penghubung tulang maupun sendi-sendi.
- Kartilsgo, yaitu tulang rawan.
2. Struktur Mikroskopik Otot
Otot merupakan sekelompok serabut - serabut otot yang tersusun rapih. Setiap serabut otot terdiri atas dua jenis miofilamen, yaitu:
- Miofilamen tebal, yang dibentuk oleh protein myosin
- Miofilamin tipis, yang dibentuk oleh protein aktin.
3. Pembagian Otot
a. Menurut bentuk serabut, maka dibagi menjadi otot serabut sejujur, otot bentuk kipas, otot bersirip.
b. Menurut jumlah kepalanya maka dibagi menjadi otot bisep, otot triseps dan otot quadriceps
c. Menurut pekerjaannya maka dibagi menjadi
- Otot Sinergis, yaitu otot yang dalam pekerjaannya bekerja secara bersama-sama.
- Otot Antagonis, yaitu otot yang dalam pekerjaannya secara berlawanan
- Otot Adduktor, yaitu otot yang menggerakkan anggota kejurusan tubuh (mendekati tubuh).
- Otot Abduktor, yaitu otot yang menggerakkan anggota menjauhi tubuh
- Otot fleksi, yaitu otot yang bekerja membengkokan sendi tulang atau meliputi sendi
- Otot ekstensor, yaitu otot yang bekerja meluruskan kembali sendi tulang kepada kedudukan semula.
- Otot pronator, yaitu dimana ulna san radial dalam keadaan menyilang
- Otot endorotasi, yaitu memutar kedalam
- Otot eksorotasi, yaitu memutar keluar
- Otot dilutas, yaitu memanjang otot
- Otot kontras, yaitu memendekkan otot.
4. Fisiologi Pergerakan Otot
a. Motor Unit ( Unit Pergerakan)
Kontraksi dan relaksasi otot diatur oleh susunan saraf pusat melalui serabut-serabut motoriknya. Tempat lekat cabang-cabang saraf motorik pada sebuah otot disebut neuro-muscular junction, ia merupakan penghantar kimiawi (neuro-transmitter) asetil kholin maupun adrenalin untuk eksitasi serabut otot.
Jaringan saraf terdiri dari neuron atau sel syaraf dan serat serat syaraf. fungsi dai sel saraf adalah mengirimkan pesan ( impuls) yang berupa rangsangan atau tanggapan.
b. Kelelahan Otot
Kelelahan otot terjadi karena akibat ketidakseimbangan kebutuhan energi (ATP) untuk aktivitas (kontraksi) otot dengan suplay O2 dan glukosa oleh aliran darah bagi pross glikolisis aerobik di mithokondria sel-sel otot.
Terpaksa otot menggunakan glikosis anaerobic untuk memenuhi tuntutan aktivitasnya dan tersisalah asam laktat yang merupakan racun bagi otot dan timbul keleleahan
Hutang Oksigen ini dibayar setelah aktivitas selesai untuk memproses perubahan asam laktat dan menggantikannya dengan glikolisis aerobic yang tanpa zat sisa penyebab kelelahan otot
c. Kaku Jenazah
Pada keadaan hidup, pergeseran ikatan aktin myosin pada kontraksi dan relaksasi tejadi karena selalu tersedia ATP dalam otot sebagai sumber energi.sesaat setelah orang meninggal dunia, maka serabut-serabut masih didapat ATP, dan masih bisa menghasilkan ATP dari sisa Glukosa dan oksigen setempat sampai akhirnya sel-sel otot juga mati
Selama masih tersedia ATP , jenazah masih lemas untuk digerakkan secara pasif, beberapa jam kemudia ATP akan habis dan terjadilah kaku jenazah ikatan aktin myosin tidak dapat dilepaskan
Bila beberapa waktu kemudian jenazah dapat kembali melemas, bukan beberapa ada ATP lagi, tetapi ini terjadi akibat proses denaturasi protein-aktin-myosin karena proses pembusukan jaringan jenazah.
d. Kontraksi Otot
Menurut fitranya, keberadaan otot tubuh adalah untuk bergerak. Maka seharusnya otot tetap terlatih untuk aktivitas fisik atau gerak. Jika otot terlalu lama tidak digunakan akan mengalami penurunan tonus, otot menjadi lembek konsistensinya. Keadaan ini disebut hipotonus bahkan bisa terjadi atonus, sama sekali lembek.
Ditinjau dari ukurannya otot menjadi hipotropi, bahkan atropi jika tidak sering digunakan untuk bergerak. otot yang tetap terlatih untuk pergerakan mempunyai kekenyalan yang baik, dan ukuran yang normal, bahkan otot yang digunakan atau dilatih dapat menjadi hipertropi.
Pada kebanyakan aktivitas sehari-hari sepertiberjalan, lari bernafas, mengangkat benda dan lain-lain merupakan aktivitas otot yang menghasilkan pergerakan. dalam hal ini ukuran otot akan lebih pendek dan dengan adanya persendian, titik insentro mendekat kearah origo. kontraksi otot seperti ini disebut kontraksi isonik
Ada sesuatu keadaan dimana kontraksi otot tidak menghasilkan gerakan, tonus otot meningkat namun ukuran otot tidak memendek. Misalnya mendorong tembok, mencoba mengangkat beban yang sangat berat, gerakan ini disebut kontraksi isometrik. Latihan kontraksi isometrik dipakai dengan memperbesar dan memperkuat otot
5. Macam-Macam Kontraksi Otot
Dalam garis besarnya sel otot dapat dibagi dalam 3 golongan, yaitu sel otot motoritas, sel otot otonom dan sel otot jantung:
a. Otot Rangka
Otot rangka memperlihatkan semua otak-otak yang garis tengahnya berkisar antara 10 sampai 80 mikron. sebagian besar otot tubuh ini melekat pada kerangka dapat bergerak secara aktif, sehungga dapat menggerakkan bagian-bagian kerangka dalam suatu letak yang tertentu.
1. sifat otot rangka, yaitu:
- antagonis dan sinergis
- terdapat banyak inti sel yang berlokasi di tepi
- sel berbentuk memanjang-myofibril
- gerakannya diatur kesadarannya
- kumpulan serabut dibungkus oleh fasia propia, sedangkan otot dibungkus oleh fasia.
2. kontraksi otot rangka
Otot rangka dapat mengadakan kontraksi dengan cepat, apabila ia mendapat rangsangan dari luar berupa rangsangan arus listrik, rangsangan mekanis panas, dingin dan lain-lain.
Dalam keadaan sehari-hari otot ini bekerja atau berkontraksi menurut pengaruh atau perintah yang datang dari susunan saraf motoris.
3. mekanisme kontraksi otot rangka
Menunjuk keadaan sarkomer yang relaksasi (atas) dan keadaan (bawah)
- Pada keadaan relaksasi ujung-ujung filamen aktin yang bersal dari dua membran Z (cakran Z) yang berurutan satu sama lain hampir tidak tumpah tindih sedangkan pada saat yang sama lain hampir tidak bertumpang tindih sedangkan pada saat yang sama filamen miosin mengadakan tumpang tindih sempurna.
- sebaliknya, pada keadaan kontraksi, filamen-filamen aktin ini tertarik kedalam diantara filamen miosin sehingga sekarang satu sama lain tumpang tinggi luas.
- filamen aktin dapat ditarik sama-samademikiankuatnya sehingga ujung-ujungnya filamen miosin sebenarnya melengkung waktu kontraksi yang sangat kuat. Jadi kontraksi otot terjadi karena mekanisme " sliding filamen"
- molekul miosin terdiri atas dua bagian, yaitu meromiosin ringan dan miromiosin berat.
- badan filamen ini terdiri dari utas miromiosin ringan yang sejajar
b. Otot Otonom ( otot polos)
Disebut otot poloskarena protoplasmanya licin yang tidak mempunyai garis-garis melintang. Otot ini terdapat dialat-alat dalam seperti usus, kandung kemih, pembulu darah dan lain-lain
c. Otot Jantung
Otot jantung adalah bergaris lintang, sama seperti otot rangka. Selanjutnya, otot jantung mempunyai miofibril khas yang mengandung filamin aktin dan miosin yang terdapat pad otot rangka, dan filamen-filamen ini selama proses kontraksi saling bertautan dan mengadakan "sliding" satu sama lainnya dengan cara yang sama-sama seperti yang terjadi pada otot rangka.
science
|
0 comments: