Author: Dunia Purple
•11:21 PM
Cairan Tubuh


Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air dan zat terlerut. Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elekrolit masuk kedalam tubuh melalui makanan, minuman dan cairan intra vena dan di distribusikan ke seluruh tubuh.

Cairan Tubuh
Komponen terbesar dalam tubuh adalah air dan air merupakan pelarut bagi semua zat terlarut dalam tubuh baik dalam bentuk suspensi maupun larutan. Air tubuh total  (TBW)yaitu presentase dari berat air dibandingkan dengan berat badan total, bervariasi menurut jenis kelamin, umur dan kandungan lemak dalam tubuh.Air membentuk sekitar 60% barat badan pada orang dewasa, pada orang tua sekitasr 45-50% dari berat badannya.

Karena lemak pada dasarnya bebas air, maka semakin sedikitnya lemak akan mengakibatkan makin tingginya presentase air dalam berat badan seseorang, sebaliknya jaringan otot mengandung lebih banyak air. Oleh karena itu jika dibandingkan dengan orang yang kurus akan mengandung lebih banyak air pada orang yang gemuk. Secara proporsional, wanita mengandung lebih banyak lemak dan lebih sedikit otot dibandingkan dengan laki-laki, sehingga kandungan airnya lebih sedikit dibandingkan dengan berat badannya.
TBW tertinggi terdapat pada bayi baru lahir sekitar 75% dari berat totalnya dan persentase ini akan menurun sampai mencapai proporsi dewasa pada saat usianya dewasa.

Pembagian Cairan Tubuh.
1. Cairan Intrasel
    adalah cairan yang berada di dalam sel, sekitar 40% dari jumlah sel
2. Cairan ekstrasel
    adalah cairan yang berada di luar sel dan cairan ini terus menerus bercampur. Jumlah total cairan di dalam ruang ekstrasel sekitar 29%
    Cairan ekstrasel dapat dibagi menjadi :

  • Cairan interstitial yaitu cairan yang berada di celah-celah jaringan antar sel
  • Plasma (cairan intra vascular) yaitu cairan yang berada dalam pembuluh darah  (5%)
  • Cairan limfe, yaitu cairan yang berada di dalam pembuluh limfe
  • Cairan trans seluler, yaitui cairan yang berada di tempat-tempat khusus seperti cairan serebrospinalis, cairan intrakolar, cairan traktus gastro interstinalis dan cairan ruang-ruang potensial.
Cairan ekstrasel disbut juga lingkungan internal tubuh dan bahwa unsur-unsurnya diatur dengan seksama sehingga sel- sel tersebut tetap terendam terus-menerus di dalam suatu cairan yang mengandung elektrolit dan bahan gizi yang sesuai untuk berlangsungnya fungsi sel.

Dari dan kesitulah sel mengambil zat (oksigen dan nutrisi) dan membuang  sisa metabolismenya. Karena cairan ekstrasel merupakan lingkungan hidup maka harus dijaga kelestariannya dengan cara homeostastis agar sel tetap hidup secara baik.

Mekanisme Homeostasis Cairan Tubuh
Homeostasis aalah usaha dari tubuh sendiri agar lingkungan sel tubuh dalam keadaan stabil. Keseimbangan cairan tubuh dicapai dengan masukan dan keluaran air yang seimbang. Air mengalami proses kehilangan yang tidak terelakkan setiap saat melalui ginjal, kulit dan paru-paru.

Air dalam tubuh dapat diperoleh dengan dua cara:
1. Dengan minum, diperoleh atau diatur oleh rasa haus dan kebiasaan minum. Pada bagian hipotalamus dari otak terdapat " pusat minum" yang bereaksi terhadap dehidrasi.
2. Dengan makan-makanan yang mengandung air.

Proses kehilangan air terjadi empat cara:
1. sebagai urine sekitar 1.5 liter perhari
2. Dengan ekspirasi udara dari paru-paru sekitar 400 ml per hari
3. Dalam feses  sekitar 100 ml   per  hari
4.  Melalui kulit sebagai keringat, jumlahnya sesuai dengan temperaur kelembaban dan sirkulasi udara.

Kehilangan air terbesar melalui ginjal yang merupakan bagian yang tak dapat dihindarkan, bagian yang dikendalikan oleh antidiuretik hormon (ADH). ADH dihasilkan di dalam hipotalamus dan ditransportasikan ke kelenjar pituitari, dari mana dilepaskan sesuai dengan kebutuhan. Hal tersebut mengatur reabsorpsi air dari tubulus distal ginjal dan juga mengatur jumlah urine yang dieksresikan.

Gangguan Keseimbangan Air
1. Dehidrasi
    Adalah tubuh terlalu banyak kehilangan air dan elektrolit. Seseorang bisa mengalami dehidrasi antara lain :

  • Berkeringat terlalu banyak, seperti pada keadaan ditempat panas tinggi tanpa penyeimbang jumlah cairan yang masuk
  • Muntah-muntah hebat karena berbagai sebab, dimana bersama air keluar pula H+,Cl- yang biasanya mengganggu keseimbangan asam basa, jadi alkalosis
  • Diare hebat seperti pada penyakit korela demana bersama air dan elektrolit juga keluar HCO3, dan terjadi asidosis bersama dehidrasi
  • Diuresis ( Jumlah air kemih berlebih baik karena obat dieretik maupun beberapa  penyakit ginjal.
Komponen cairan tubuh yang hilang atau berkutang pertama kali adalah cairan intertitiel, disusun dengan pergerakan pindah cairan intravaskuler(plasma). Kedua komponen cairan ini yang paling cepat perpindahannya. Bila dehidrasi  berlangsung lama maka akan terjadi pergeseran cairan intraselluler keluar sel dan untuk mengatasinya memerlukan waktu lama. Kematian bisa terjadi bila kehilangan cairan ektrasel 60% atau kehilangan cairan intra selluler cukup 30%


2. Over Dehidrasi
     Suatu keadaan kini akibat kelebihan cairan ekstraseluler secara keseluruhan atau kelebihan cairan baik dalam  kompartemen plasma maupun komponen cairan interstitiel. Pemasukan air ekstra yang ce-pat mengakibatkan penghambatan ADH dan siuresis air yaitu ekstraksi urine encer dengan volume besar.

3. Edema
    Adalah terkumpulnya cairan di dalam cairan interstitiel lebih dari jumlah yang biasa. Hal ini ada hubungannya dengan gangguan pertukaran cairan dan elektrolit antara plasma dengan jaringan intertitiel.
Edama bisa terjadi akibat hal-hal sebagai berikut:
a. Tekanan darah kapiler yang meningkat, sehingga darah seperti diperas kejaringan.
    Hal ini terjadi karena:

  • Vena Terbendung : Pada kasus ibu hamil dengan edema pada tungkai ini diakibatkan bendungan vena cava incerior dan vena dalam panggul. Pada kasus payah jantung bendungan vena bersifat menyeluruh akibat kegagalan ventrakel jantung memompa darah dengan baik, sehingga darah terkumpul di pembuluh vena, lebih mundur lagi kekapiler karena kapiler merupakan pembuluh darah yang sangat porus maka jaringan diperas kejaringan interstitiel
  • Arteriola berdilatasi atau melebar : arteriola  melebar seperti kran air yang terbuka lebar, sehingga darah dari arteri langsung mengisi kapiler banyak. Pelebaran arteriola bisa hanya setempat seperti alergi. kaligata.

b. Berkurangnya jumlah prototein plasma
     Berkurangnya jumlah protein plasma menyebabkan tekanan osmotik koloid plasma berkurang, sehingga daya tarik cairan kearah lumen pembuluh darah berkurang. Keseimbangan cairan bergeser ke arah cairan.

c. Bendungan cairan limfe.
     Bila aliran limfe terbendung pada suatu bagian tubuh, maka mekanisme pengembalian molekul-molekul besar seperti protein yang lolos kejaringan aliran  darah melalui vena subklavia tidak terjadi. Akibatnya molekul-molekul protein makin lama makin banyak terkumpul dijaringan interstitiel, sehingga meninggikan tekanan koloid osmotik jaringan,  kemudian terjadi pergeseran cairan kearah jaringan interstitiel lebih banyak dari biasanya (edema)

d. Pemeabilitas kapiler yang meningkat
    Dinding kapiler bisa berubah menjadi sangat permeabel pada keadaan tertentu seperti

  • pada bagian tubuh yang engalami luka bakar
  • penderita yang mengalami renjatan(shock) dimana secara tiba-tiba permeabilitas sangat meningkat, plasma berpindah cepat kejaringan, volume vaskular menadi  kurang, organ-organ vital kekurangan darah sehingga bila pertolongan terlambat klien akan mati
   Terkana toksin, seperti pada infeksi oleh kuman clostridium edematiens, racun ini meningkatkan permeabilitas dinding pembuluh darah.

e. Ginjal gagal membuang air padahal  asupan air minum jumlahnya seperti biasa. maka air terkumpul didalam dada. Hal ini biasanya terjadi karena gagal ginjal.





This entry was posted on 11:21 PM and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 comments: