Bola Basket
a. Sejarah
Bola Basket
Cina menjadi salah satu sasaran pengembangan olahraga basket oleh YMCA.
Diutuslah Bob Baily ke Tientsien (1894) guna memperkenalkan olahraga baru ini.
Sejak itu, Cina mulai memainkan olahraga ini. Selain Cina, negara Asia lain
yang dijamah permainan basket untuk kesempatan pertama adalah Jepang (1900) dan
Filipina (1900).
Pada tahun 1920-an, gelombang perantau-perantau
dari Cina masuk ke Indonesia. Mereka pun membawa permainan basket yang sudah
dua dasawarsa dikembangkan di sana. Di
sekolah-sekolah Tionghoa itu, bola basket menjadi salah satu olahraga wajib
yang harus dimainkan oleh setiap siswa. Tidak heran juga jika pebasket-pebasket
yang menonjol penampilannya berasal dari kalangan ini.
Pada era 1930-an
perkumpulan-perkumpulan basket mulai terbentuk.Di Semarang misalnya. Pada tahun
1930 sudah ada perkumpulan seperti Chinese English School, Tionghwa Hwee, Fe
Leon Ti Yu Hui, dan Pheng Yu Hui (Sahabat). Usai
Proklamasi Kemerdekaan, 17 Agustus 1945, olahraga basket mulai dikenal luas di
kota-kota yang menjadi basis perjuangan seperti Yogyakarta dan Solo. Pada PON
(Pekan Olahraga Nasional) I (1948) di Solo, bola basket dimainkan untuk pertama
kali di level nasional. Pada tahun 1951 saat pergelaran PON II, basket sudah
dimainkan untuk putra dan putri. Regu yang dikirim tidak lagi mewakili
Karesidenan melainkan sudah mewakili Provinsi. Regu-regu dari Jatim, DKI
Jakarta, Jabar, dan Sumatra Utara adalah kekuatan-kekuatan terkemuka di pentas
PON.
Atas prakarsa kedua tokoh itu maka
pada 23 Oktober 1951 dibentuklah organisasi dengan nama "Persatuan
Basketball Seluruh Indonesia". Pada tahun 1955, diadakan penyempurnaan
nama sesuai kaidah Bahasa Indonesia. Nama itu adalah "Persatuan Bola
Basket seluruh Indonesia" disingkat dengan Perbasi. Pengurus Perbasi yang
pertama adalah Tonny Wen sebagai ketua dan Wim Latumeten sebagai sekretaris.
Tidak Mau
Bergabung Dengan terbentuknya Perbasi, apakah perkembangan basket Indonesia
bertambah pesat? Ternyata tidak. Tantangan pertama datang dari perkumpulan
Tionghoa yang tidak bersedia bergabung karena telah memiliki perkumpulan
tersendiri.
Untuk memecahkan masalah tersebut,
pada tahun 1955 Perbasi menyelenggarakan Konferensi Bola Basket di Bandung.
Konferensi ini dihadiri utusan-utusan dari Yogyakarta, Semarang, Jakarta, dan
Bandung.
Keputusan terpenting Konferensi ini
adalah Perbasi merupakan satu- satunya organisasi induk olahraga basket di
Indonesia. Istilah-istilah untuk perkumpulan-perkumpulan basket Tionghoa tidak
diakui lagi. Konferensi ini juga mempersiapkan penyelenggaraan Kongres I
Perbasi.
Perbasi diterima menjadi anggota
FIBA pada tahun 1953. Setahun kemudian, 1954, Indonesia untuk pertama kalinya
mengirimkan regu basket di Asian Games Manila.
b. Gambar
Lapangan Bola basket
Lapangan bola basket adalah
berbentuk empat persegi panjang. Bagian-bagian lapangan bola basket
adalah lapangan utama, daerah tembakan hukuman, papan pantul, penyangga dan
keranjang. Untuk kelengkapan permianan, ukuran bola basket pun ditentukan.
- Lapangan Bola Basket: 28
meter x 15 meter. Ukuran ini dihitung dari
batas garis sebelah dalam. Di bagian tengah lapangan, terdapat lingkaran
dengan jari-jari 1,80 meter.
- Garis Tembakan Hukuman. Garis
tembakan ini berada di daerah bersyarat.
- Papan pantul. terbuat dari kayu
atau bahan lain yang sifatnya sama, tebal papan ini 3 cm. Ukuran
papan pantul 1,80 meter x 1,20 meter. Di tengah papan pantul terdapat
garis bingkai empat persegi panjang dengan ukuran 0,59 meter x 0,45 meter.
- Tiang penyangga atau simpei
terbuat dari besi dengan garis tengah 20 mm. Simpei berdiri dengan
ketinggian dari atas lantai 3,03 meter.
- Bola Basket. Bola basket
terbuat dari karet dan dilapisi bahan sintetis. Keliling bola antara 75 cm
s.d. 78 cm, dan beratnya antara 600 gram s.d. 650 gram. Ketentuan standar
bola dan ketika berisi udara adalah bila dipantulkan lantai yang keras
dari tempat ketinggian 1,80 meter-bola akan memantul setinggi antara 1,20
meter s.d. 1,40 meter.
c. Teknik dasar permainan bola basket
Ada babarapa
teknik dasar dalam permainan olahraga bola basket diantaranya sebagai berikut:
1. Passing dan
Catching
Passing
berarti mengoper, sedangkan catching artinya menangkap. Setiap pemula harus
belajar mengenai cara mengoper dan menangkap bola dengan temannya. Dalam
passing terdapat bberapa teknik antara lain :
2. Dribbling
(menggiring bola)
Prinsip dalam
mengajarkan teknik dribble antara lain:
•
Kontrol pada jari-jari tangan
•
Mempertahankan tubuh tetap rendah
•
Kepala tegak
•
Melatih kedua tangan agar sama-sama memiliki dribble yang bagus
•
Lindungi bola (protect the ball)
3. Shooting
(menembak bola ke arah keranjang)
4. Cara
berputar (Pivot)
Pivot adalah gerakan memutar badan
dengan menggunakan salah satu kaki sebagai poros putaran (setelah kita menerima
bola). Ada tiga alternatif gerakan yang bisa dilakukan:
a. Pivot kemudian dribble (membawa bola)
b. Pivot kemudian passing (melempar bola)
c. Pivot kemudian shooting (menembakan
bola)
5. Jump stop
Jump stop
merupakan sebuah gerak berhenti terkendali dan dengan menggunakan dua kaki.
Jump stop bisa digunakan pemain penyerang untuk memantapkan kaki yang akan
dipakai untuk pivot (poros), menghindari traveling, dan mempertahankan
keseimbangan tubuh dengan baik.
6. Rebound
Hal-hal yang
perlu diperhatikan pada saat rebound yaitu make contact, box out, dan jump to
the ball. Dalam era basket modern sekarang ini diperlukan gerakan rebound dalam
suatu pertandingan. Apabila sebuah tim tidak mempunyai keinginan untuk
melakukan defensive rebound maupun offensive rebound, dapat dipastikan tim itu
akan kehilangan banyak kesempatan kedua untuk melakukan score pada saat
pertandingan.
Bola Voli
a. Sejarah Bola Voli
Permainan bola
voli diciptakan oleh William B Morgan pada tahun 1895 di Holyoke (Amerika
bagian timur). William B Morgan adalah seorang pembina pendidikan jasmani pada
Young Men Christain Association (MCA).
Permainan bola
voli di Amerika sangat cepat perkembangannya, sehingga tahun 1933 YMCA
mengadakan kejuaraan bola voli nasional.
Kemudian permainan bola voli ini
menyebar ke seluruh dunia. Pada tahun 1974 pertama kali bola voli
dipertandingkan di Polandia dengan peserta yang cukup banyak. Maka pada tahun
1984 didirikan Federasi Bola Voli Internasional atau Internationnal
Voli Ball Federation (IVBF) yang waktu itu beranggotakan 15 negara dan
berkedudukan di Paris.
Permainan bola voli sangat cepat perkembangannya, antar lain disebabkan
oleh :
1. Permainan bola voli
tidak memerlukan lapangan yang luas.
2. Mudah
dimainkan.
3. Alat-alat
yang digunakan untuk bermain sangat sederhana.
4. Permainan
ini sangat menyenangkan.
5. Kemungkinan
terjadinya kecelakaan sangat kecil.
6. Dapat
dimainkan di alam bebas maupun di ruang tertutup.
7. Dapat
di mainkan banyak orang
Permainan
bola voli masuk ke Indonesia pada waktu penjajahan Belanda (sesudah
tahun 1928). Perkembangan permainan bola voli di Indodesia sangat cepat.
Hal ini terbukti pada Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-2 tahun 1952 di jakarta.
Sampai sekarang permainanbola voli termasuk salah satu cabang olahraga
yang resmi dipertandingkan.
Pada tahun 1955 tepatnya tanggal 22 Januari didirikan Organisasi Bola
Voli Seluruh Indonesia (PBVSI) dengan ketuanya W. J. Latumenten. Setelah
adanya induk organisasi bola voli ini, maka pada tanggal 28 sampai 30 mei
1955 diadakan kongres dan kejuaraan nasional yang pertama di Jakarta.
1.
Lapangan dan Ukurannya
Lapangan permainan bola voli berbentuk persegi panjang dengan ukuran
panjang 18 m dan lebar 9 m, semua garis batas lapangan, garis tengah, garis daerah
serang adalah 3 m (daerah depan). Garis batas itu diberi tanda batas dengan
menggunakan tali, kayu, cat/kapur, kertas yang lebarnya tidak lebih dari 5 cm.
lapangan permainan bola voli terbagi menjadi dua bagian sama besar yang
masing-masing luasnya 9 x 9 meter. Di tengah lapangan dibatasi garis tengah
yang membagi lapangan menjadi dua bagian sama besar. Masing-masing lapangan
terdiri dari atas daerah serang dan daerah pertahanan.
Daerah
serang yaitu daerah yang dibatasi oleh garis tengah lapangan dengan garis
serang yang luasnya 9 x 3 meter.
2. Daerah Servise
Daerah
service adalah daerah selebar 9 meter di belakang setiap garis akhir. Daerah
ini dibatasi oleh dua garis pendek sepanjang 15 cm yang dibuat 20 cm di
belakang garis akhir, sebagai kepanjangan dari garis samping.
3.
Jaring (Net)
Jaring
untuk permainan bola voli berukuran tidak lebih dari 9,50 meter dan lebar
tidak lebih dari 1,00 meter dengan petak-petak atau mata jaring berukuran 10 x
10 cm, tinggi net untuk putra 2,43 meter dan untuk putri 2,24 meter, tepian
atas terdapat pita putih selebar 5 cm.
4.
Antene Rod
Di
dalam pertandingan permainan bola voli yang sifatnya nasional maupun
internasional, di atas batas samping jaring dipasang tongkat atau rod
yang menonjol ke atas setinggi 80 cm dari tepi jaring atau bibir net.
5.
Bola
Bola
harus bulat terbuat dari kulit yang lentur atau terbuat dari kulit sintetis
yang bagian dalamnya dari karet atau bahan yang sejenis. Warna bola harus satu
warna atau kombinasi dari beberapa warna. Bahan kulit sintetis dan kombinasi
warna pada bola dipergunakan pada pertandingan resmi internasional harus sesuai
dengan standar FIVB.
6. Pemain
Jumlah
pemain dalam lapangan permainan sebanyak 6 orang setiap regu dan ditambah 5
orang sebagai pemain cadangan dan satu orang pemain libero. Satu tim maksimal
terdiri dari 12 pemain, saru coach, satu sistem coach, satu trainer, dan satu
dokter medis, kecuali libero, satu dari para pemain adalah kapten tim, dia
harus diberi tanda dalam score sheet.
c. Teknik
dasar Permainan bola voli
Teknik
adalah suatu proses melahirkan keaktifan jasmani dan pembuktian suatu peraktek
dengan sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam cabang
olahraga (khususnya cabang permainan bola voli ).
beberapa
teknik dasar permainan bola voli adalah sebagai berikut:
1.
Teknik Penguasaan Bola
Untuk
dapat menguasai bola secara maksimal dan sempurna seorang pemain setidaknya
harus memiliki kemampuan-kemampuan seperti mampu melakukan passing atas secara
baik dan benar dari teknik dasar ini tidak diabaikan dan harus dilatih dengn
baik, seseorang harus mengerti dan benar-benar dapat menguasai teknik
penguasaan bola dengan baik dan terus menerus
2.
Passing Bawah
Passing
bawah biasanya dipergunakan oleh para pemain jika bola datangnya rendah, baik
untuk dioperkan kepada teman seregunya maupun untuk dikembalikan ke lapangan
lawan melewati atas jaring atau net.
3
Passing Atas
Passing
atas atau passing tangan atas adalah cara pengambilan bola atau mengoper dari
atas kepala dengan jari-jari tangan. Bola yang datang dari atas diambil dengan
jari-jari tangan di atas, agak di depan kepala
4.
Service Bawah
Service
bawah adalah cara melakukan pukulan permukaan dari petak service dengan memukul
bola dengan tangan dari bawah sebagai usaha menghidupkan bola dalam permainan
5.
Service Atas
Service
atas adalah cara melakukan pukulan permulaan dari bawah service dengan memukul
bola dari atas kepala sebagai usaha menghidupkan bola ke dalam permainan
Servise
atas banyak variasinya, bola dapat dilambungkan dengan satu tangan atau dua
tangan, tinggi lambungan bola tergantung dari maksud pukulan dan kesenangan
pribadi pemain. Namun pada prinsipnya harus diusahakan agar bola dilambungkan
sedemikian rupa tingginya, sehingga seluruh rangkaian gerakan memukul menjadi
satu gerakan yang tidak terputus-putus.
6.
Service Samping
Service
samping adalah melakukan pukulan permulaan dari daerah service dengan sikap
berdiri menyamping dan berat badan berada di kaki kanan (bagi yang tidak
kidal), telapak tangan menghadap ke. Adapun pelaksanaan service samping adalah
service berdiri menyamping dengan tubuh bagian kiri lebih dekat dengan jaring
(bagi yang tidak kidal) kedua tanga bersama-sama memegang bola. Pada saat bola
akan dilambungkan, maka badan diliukkan ke belakang dan lutut ditekuk. Kedua
tangan dijulurkan ke samping kanan, begitu bola lepas dari tangan, maka tangan
ditarik kesamping kanan bawah, berat badan berada di kaki kanan, telapak tangan
menghadap ke atas, pukulan tangan pada bola dibantu dengan liukan badan, lecutan
lengan dan gerakan pergelangn tangan sehingga bola setelah dipukul melambung
dengan keras dan topspin.
7.
Service Lompat
Service
lompat adalah cara melakukan pukulan permulaan di daerah service dengan
melompat setelah bola dilambungkan dengan satu tangan atau dua
8. Smash (Spike)
Smesh
atau spike adalah gerakan memukul bola yang dilakukan dengan kuat dan keras
serta jalannya bola cepat, tajam dan menukik serta sulit diterima lawan apabila
pukulan itu dilakukan dengan cepat dan tepat .Pemain yang pandai melakukan
smash atau dengan istilah smasher harus memiliki kelincahan, daya ledak, timing
yang tepat dan mempunyai kemampuan memukul bola yang sempurna. Pemain bola
voli akan dapat melakukan berbagai variasi smash apabila pemain tersebut
menguasai teknik dasar smash secara baik dan benar.
9.
Membendung
Membendung
(Bloking) adalah bentuk gerakan seseorang atau beberapa orang pemain yang
berada didekat net/pemain depan Tujuan untuk menutupi atau membendung datangnya
bola dari lapangan lawan, caranya dengan menjulurkan kedua tangan ke atas
dengan ketinggian yang kanan lebih tinggi dari tepian atau bibir net.
Sepak Bola
a.
Sejarah
Sepak Bola
Permainan
sepak bola awal mulanya berasal dari negeri Tiongkok pada masa negara-negara
berperang. Pada awal perkembangannya, permainan belum banyak mengenal peraturan
permainan. Peraturan yang ada saat itu yaitu bola tidak boleh disentuh dengan
tangan dan tim yang menang adalah tim yang paling banyak memasukkan bola ke
dalam lubang jaring atau gawang.
Selanjutnya
di Italia dan Inggris, sepak bola mulai berkembang. Pada tahun 1863 merupakan
tonggak sejarah perkembangan sepak bola modern. Peraturan permainan sudah mulai
diterapkan dalam olahraga sepak bola, diantaranya adanya wasit dan pembatasan
luas lapangan dan jumlah pemain.
Perkembangan
sepak bola di Indonesia dikenalkan oleh seorang bernama Soeratin pada tahun
1928. Selanjutnya olahraga berkembang pesat dengan adanya beberapa kompetisi di
tanah air.
Induk
organisasi sepak bola se-Indonesia adalah PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh
Indonesia).
b.
Gambar
dan Ukuran Lapangan Sepak Bola
Keterangan :
Panjang :
100 – 110 m
Lebar :
64 – 75 m
Daerah
gawang : 18,32 x 5,5
m
Daerah
penalty :
40,39 x 16,5 m
Jari-jari lingkaran
tengah : 9,15 m
Jari-jari lingkaran sudut lapangan : 1 m
Jarak titik penalty dengan garis
gawang : 11m
Jarak titik penalty dengan garis
lengkung yang menempel area penalty: 9,15 m
Ukuran
gawang : 7,32 x
2,44 m
c.
Teknik
dasar Permainan Sepak Bola
Untuk
dapat bermain sepak bola dengan baik, kita harus menguasai teknik dasar
permainan sepak bola, yaitu menendang, menahan, menggiring, dan menyundul bola.
Pada bab ini hanya dibahas tentang teknik menendang dan menahan bola.
a. Teknik Menendang Bola
1) Menendang Bola dengan Kaki Bagian Dalam
2) Menendang Bola dengan Kaki Bagian Luar
3) Menendang Bola dengan Punggung Kaki
b. Teknik Menahan/Mengontrol Bola
1) Menahan Bola dengan Kaki Bagian Dalam
2) Menahan Bola dengan Kaki Bagian Luar
3) Menahan Bola dengan Punggung Kaki
4) Menahan Bola dengan Telapak Kaki
5) Menahan Bola dengan Dada
6) Menahan Bola dengan Paha
c) Teknik Menggiring Bola
Menggiring
adalah salah satu unsur yang menarik dari sepak bola. Beberapa pemain yang
memiliki kemampuan menggiring bola luar biasa akan lebih dikenal oleh banyak
orang.
Pada
dasarnya tujuan menggiring bola adalah meneruskan bola dari satu bagian
lapangan ke bagian lapangan lainnya tanpa bantuan teman. Bola digerakkan ke
berbagai arah dengan sentuhan lembut supaya menghasilkan suatu irama yang
harmonis antara pemain dengan bola.
Menggiring
dapat digunakan sekaligus untuk memindahkan bola ke daerah yang lebih
menguntungkan dan untuk mengecoh atau menghindari lawan.
Adapun
teknik menggiring bola ada 3, yaitu:
1) Menggiring bola dengan kaki bagian dalam
2) Menggiring bola dengan kaki bagian luar
3) Menggiring bola dengan punggung kaki
d) Teknik Menyundul Bola
Menyundul
atau menggunakan kepala untuk mendorong dan mengarahkan bola, merupakan
keterampilan khusus dalam sepakbola. Menyundul adalah suatu teknik yang perlu
dipelajari karena teknik ini dapat digunakan untuk mengoper bola ke teman dan
untuk menciptakan gol.
Atletik
a. Sejarah Atletik
Awal sejarah Atletik di Indonesia tercatat
pada permulaan tahun 1930-an, ketika Pemerintah Hindia Belanda memasukkan
Atletik sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah-sekolah. Di kalangan
masyarakat pada waktu itu cabang olahraga ini belum tersebar luas, karena hanya
dikenal di lingkungan pendidikan saja. Walaupun demikian, masyarakat lambat
laun mengenal sifat dan manfaat Atletik ini dan dari hari ke hari penggemarnya
bertambah.
Oleh kalangan Belanda telah dibentuk sebuah
organisasi, yang akan menangani penyelenggaraan pertandingan-pertandingan
Atletik dengan nama Nederlands Indische Athletiek Unie (NIAU).
Di Medan pada tahun 1930 - an juga telah
berdiri sebuah Organisasi bernama Sumatera Athletiek Bond (SAB), yang
menyelenggarakan perlombaan-perlombaan Atletik antar sekolah Mulo, HBS dan
perguruan-perguruan swasta.
Perkembangan Atletik di Pulau Jawa ditandai
dengan berdirinya organisasi-organisasi Atletik seperti ISSV Hellas dan IAC di
Jakarta, PAS di Surabaya dan ABA di Surakarta.
Dalam mengikuti sejarah pertumbuhan dan
perkembangan Atletik diperoleh kesimpulan bahwa Atletik Indonesia masih berumur
setahun jagung. Akan tetapi berkat perananan NIAU pada zaman Belanda telah
tampil bintang-bintang Atletik Indonesia yang dapat diandalkan, seperti Effendi
Saleh, Tomasoa, Mochtar Saleh, M. Murbambang, Harun Al Rasyid, Mohd. Abdulah
dan F.G.E. Rorimpandey.
Dengan mencapai loncatan setinggi 1,86 m,
Harun Al Rasyid berhasil mencetak prestasi yang mengagumkan, sedang Nur Bambang
dengan kecepatan 10.8 detik dalam lari 100 m mengukir prestasi terbaik di
Indonesia.
Baik hasil yang telah dicapai oleh Harun Al
Rasyid maupun hasil Nurbambang baru belasan dan puluhan tahun dapat diperbaiki
oleh atlet-atlet Indonesia. Selama pendudukan Jepang kegiatan cabang olahraga
Atletik praktis terhenti. Dengan terbentuknya Persatuan Olahraga Republik
Indonesia (PORI) pada awal tahun 1946, bagian Atletik dalam PORI segera
menghidupkan kegiatan cabang olahraga menuju perkembangan dan kemajuan bangsa
Indonesia yang baru merdeka.
Usaha nyata dibuktikan dengan terbentuknya
Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) pada tanggal 3 September 1950 di
Semarang. Kegiatan pertama tercatat pada akhir tahun 1950 juga dengan
mengadakan perlombaan Atletik di Bandung.
Perlombaan tersebut sekaligus dimaksudkan
sebagai persiapan atlet-atlet Indonesia menghadapi Asian Games I pada tahun
1951 di New Delhi. Organisasi Induk PASI telah diterima sebagai anggota Atletik
Internasional (IAAF).
b.
Gambar lapangan
dan lintasan atletik
Lompat
Jauh
a.
Sejarah
Lompat Jauh
Sejarah permulaan acara lompat jauh dapat
dikesan seawall tahun 708 Sebelum Masihi iaitu dalam Sukan Olimpik Kuno di
Greece.Menurut catatan tersebut, lompatan sejauh 7.05 meter telah dibuat oleh
Chionis, peserta Sparta. Apabila Sukan Olimpik Moden dihidupkan pada tahun
1896, lompat jauh termasuk sebagai salah satu acara olahraga. Sejak itu ia
terus diterima sebagai salah satu acara olahraga dalam kebanyakan kejohanan
yang diadakan di pelbagai peringkat di dunia. Peraturan dan teknik lompatan
diperbaiki dari semasa ke semasa sehinggalah kepada bentuk lompatan yang ada
seperti sekarang.
Walaupun lompat jauh merupakan acara yang
paling mudah dipelajari berbanding acara-acara lompatan yang lain, tidak
bermakna semua orang mampu melakukannya dengan baik. Teknik lompatan dan
peaturannya perlu dipelajari dengan penuh minat. Ini kerana, sebagai satu acara
sukan, ia juga tidak lari daripada risiko kecederaan.Teknik-teknik lompatan
baru adalah diperkenalkan daripada kajian-kajian saintifik yang dilakukan
keatasnya. Rekod lompatan terjauh, yang pada suatu masa dahulu diramalkan
menjadi rekod paling lama, kini sudah pun diperbaiki.
Kejayaan Amerika Syarikat, Bob Beamon dengan
lompatan sejauh 8.90 meter dalam Sukan Olimpik tahun 1968 di Mexico telah
dipecahkan oleh seorang lagi peserta Amerika Syarikat, iaitu Mike Powell dengan
lompatan sejauh 8.95meter. Ini menunjukkan bahawa, sebagai rekor tidak mungkin
ia tidak dapat diperbaiki oleh peserta kemudiannya. Semua ini disebabkan adanya
latihan, pembaharuan teknik dan keazaman yang tinggi daripada peserta itu
sendiri.
b.
Lapangan
Lompat Jauh
Lapangan lompat jauh terdiri dari zona
awalan, balok tumpuan, dan bak lompat yang berisi pasir. Gambar lapangan lompat
jauh dapat dilihat di bawah ini:
Keterangan:
-
Panjang lintasan (zona awalan) hingga papan tumpuan : 45 meter
-
Lebar lintasan (zona awalan) : 1,22 meter
-
Jarak papan tumpuan dengan bak lompat : 1 meter
-
Ukuran papan tumpuan yaitu: panjang 1,22 meter dan lebar 20 cm
-
Ukuran bak lompat yaitu: panjang 9 meter dan lebar 2,75 meter
c.
Teknik Dasar Lompat Jauh
Adapun
teknik dasar lompat jauh adalah sebagai berikut:
1) Teknik Awalan
2) Teknik Tumpuan atau tolakan
3) Teknik Melayang di udara
4) Teknik Pendaratan.
Dalam
melakukan lompat jauh, ada beberapa hal yang harus diutamakan dan diperhatikan,
antara lain :
-
Peliharalah
kecepatan lari sampai saat bertolak
-
Capailah
dorongan yang cepat dan dinamis dari balok tumpuan
-
Ubahlah
sedikit posisi lari, bertujuan mencapai posisi lebih tegak
-
Gunakan
gerakan kompensasi lengan yang baik
-
Capailah
jangkauan gerak yang baik
-
Gerakan
akhir agar lebih kuat dengan menggunakan lebih besar daya tolakannya
-
Latihlah
gerakan pendaratan
-
Kuasai
gerakan yang benar dari gerakan lengan dan kaki dalam meluruskan dan
membengkokkannya.
Sedangkan
hal-hal yang harus dihindari dalam melakukan lompat jauh adalah sebagai berikut
:
-
Memperpendek
atau memperpanjang langkah terakhir sebelum bertolak
-
Bertolak
dari tumit dan dengan kecepatan yang tak memadai
-
Badan
miring jauh ke depan atau ke belakang
-
Gerak
melayang yang tak seimbang
-
Gerak
kaki yang prematur (mendahului gerakan seharusnya)
-
Kaki
kurang diangkatkan pada saat mendarat
-
Salah
satu kaki turun mendahului kaki yang lain saat mendarat.
Seorang
atlet (pelompat jauh) dinyatakan gagal, apabila :
-
Saat
menumpu, dia menyentuh tanah setelah garis batas tumpuan dengan bagian tubuh
yang manapun, baik sewaktu melompat ataupun hanya berlari tanpa melompat
-
Bertumpu
dari luar ujung balok tumpuan, baik sebelum atau pada perpanjangan garis batas
tumpuan
-
Menyentuh
tanah antara garis tumpuan dan tempat pendaratan
-
Melakukan
gerakan semacam salto pada saat melakukan awalan ataupun saat melompat
-
Saat
mendarat, menyentuh tanah di luar tempat pendaratan lebih dekat ke garis tumpuan
dari pada bekas terdekat yang terjadi di pasir
-
Ketika
meninggalkan tempat pendaratan, kontaknya yang pertama dengan tanah di luar
tempat pendaratan lebih dekat ke garis tumpuan dari pada bekas terdekat pada
pasir saat mendarat, termasuk setiap bekas di pasir yang terjadi saat badannya
tidak seimbang waktu mendarat yang sepenuhnya terjadi di tempat pendaratan
namun lebih dekat ke garis tumpuan dari pada bekas permulaan yang dibuatnya
saat mendarat.
Lari Jarak Jauh
Lari
jarak jauh adalah lari dengan jarak
yang jauh. Biasanya di atas 5000 m.
Katakteristik
yang terdapat dalam lari jarak jauh pada dasarnya hamper sama
dengan lari jarak menengah, yaitu pengaturan tenaga,
pengaturan pola nafas, dan daya tahan yang cukup baik.
Seorang pelari jarak jauh, tidak dituntut untuk mempunyai otot -
otot tubuh yang menonjol. Ketika berlari jarak jauh, usahakan
ayunan lengan dan gerakan kaki yang seringan - ringannya.
Makin jauh jarak lari yang ditempuh makin rendah lutut diangkat,
dan langkah juga makin kecil. Hal tersebut dilakukan untuk
menghemat tenaga si pelari tersebut. Kebanyakan pelari jarak jauh,
mempunyai postur tubuh kurus. Namun dengan tubuh yang kurus tesebut
seorang atlet harus memiliki daya tahan tubuh yang cukup baik
Nomor-nomor lari jarak jauh:
Nomor
3000m,5000m, 10000m, marathon 42,195 m dan crost country.
lari
jarak jauh dilakukan dalam lintasan stadion jarak 3000m, ke atas, 5000m,
10.000m, sedangkan marathon dan juga cross-country, harus dilakukan diluar
stadion kecuali star dan finis, secara fisik dan mental merupakan keharusan
bagi pelari jarak jauh. Ayunan lengan dan gerakan kaki dilakuakan
seringan-ringannya. Makin jauh jarak lari yang ditempuh makin rendah lutut
diangkat dan langkah juga makin kecil.
Teknik Dasar Lari Jarak Jauh
•
Berlari
dengan irama konstan dengan langkah menghemat tenaga.
•
Pertahankan
agar posisi badan tetap tegak.
•
Mengayun
kedua tangan dengan rileks.
•
Daya
tahan umum dan daya tahan kecepatan.
Lari Jarak Pendek
Lari
jarak pendek adalah berlari dengan kecepatan penuh sepanjang jarak yang
harus ditempuh, atau sampai jarak yang telah ditentukan. Pelarinya bisa juga
disebut dengan sprinter
Nomor-Nomor lari ajarak pendek :
Yang
termasuk lari jarak pendek adalah lari 60m, 80m, 100m, 200m, 400m, 100 m
gawang
(untuk putri), 110 m gawang (untuk putra), dan 400 m gawang
Teknik Dasar Lari Jarak Pendek
Teknik
lari jarak pendek terbagi menjadi tiga, yaitu start jongkok, gerakan lari, dan
teknik memasuki garis finish.
1).
Start jongkok
Start
jongkok yang digunakan oleh pelari jarak pendek, dapat dibedakan menjadi 3,
yaitu:
•
Start
jongkok pendek (bunch start) : jarak kaki saat jongkok 14-28 meter
•
Start
jongkok menengah (medium start) : jarak kaki saat jongkok 35-42 meter
•
Start jongkok
panjang (long start) : jarak kaki saat jongkok 50-70 meter
Aba –
aba start pada perlombaan lari sprint adalah sebagai berikut:
•
Bersedia
Pelari
menuju tempat start didepan blok start dengan melangkahkan mundur seperti
merangkak, dengan meletakkan kaki pada blok start, yang disusul kaki belakang,
kedua ujung kaki tetap menyentuh tanah, jari-jari tangan tepat di belakang
garis start. Kedua lengan tetap dalam posisi lurus dengan sidikit melebar dari
bahu. Bahu sedikit condong ke depan berat badan berada di tengah-tengah
sehinggabadan dalam posisi seimbang. Punggung diangkat sedikit agak rata,otot
leher dan rahang rileks, kepala bagian belakang segaris dengan punggung,
pandanmgan ke bawah atau ke depan sekitar 1-2 meter dengan garis start dan
konsentarsi dengan aba-aba selanjutnya.
•
Siap
Angkat
pinggul ke atas, dengan barat badan berada di kedua tangan dan pandangan ke
bawah dengan mengikuti gerakan badan, kedua lengan dalam sikap lurus membentuk
sudut 120 derajat.
•
Ya
Tolakkan
kaki pada blok start, ayunkan kedua lengan ke depan secara bergantian dan
berlawanan dengan gerakan kaki (jika tangan kanan didepan maka kaki kanan
dibelakang, begitu juga sebaliknya).
2).
Gerakan lari
Gerakan
sprint, dibagi menjadi 3 gerakan,. Yaitu:
•
Posisi
tubuh pada saat lari . Posisi tubuh/badan condong ke depan secara wajar,
serta otot sekitar leher dan rahang tetap rileks dengan kepala dan punggung
dalam posisi segaris. Pada saat lari mulut tertutup dan rapat serta pandangan
ke depan lintasan.
•
Ayunan
kedua lengan . Ayunan lengan
dilakukan dari belakang ke depan secara berganti-ganti dengan siku sedikit
dibengkokkan.
•
Gerakan
langkah kaki . Langkah kaki panjang dan dilakukan secepat mungkin. Pendaratan
kaki/tumpuan selalu pada ujung telapak kaki, sedangkan lutut sedikit
dibengkokkan.
3).
Memasuki finish
Memasuki
garis finish merupakan suatu hal yang sangat penting untuk mencapai sukses.
Keterlambatan persekian detik memasuki garis finish sangatlah rugi.
Teknik
memasuki garis finish:
• Membusungkan dada kedepan, saat menjelang
garis finish.
• Menjatuhkan salah satu bahu kedepanbawah,
saat masih dalam posisi lari.
Yang
dilarang adalah:
• Meloncat pada saat memasuki garis
finish
• Menarik/menggapai pita finish
• Berhenti mendadak atau mengurangi kecepatan
digaris finish.
Dari
ketiga teknik dalam lari sprint tersebut dapat disimpulkan sebagai
berikut:
• Konsentrasilah pada saat start dan
lari
• Pertahankan lari dari mulai start sampai
garis finish
• 30 meter menjelang finish lari harus
dipercepat
• Sikap lari tetap pada jalur lurus
• Badan tidak oleng ke kiri maupun kanan.